Enggak kerasa rutinitas Kerja Praktek (KP) yang saya jalani hampir selama 40 hari resmi selesai. Enggak kerasa juga besok udah Hari Raya Idul Fitri.
Pas hari terakhir masuk KP, para peserta KP yang satu kampus sama saya diwajibkan untuk presentasi proyek yang dikerjakan sebagai syarat penilaian akhir. Begitu hasilnya keluar, hasilnya bener-bener sesuai dengan yang seharusnya kami dapat.
Banyak ilmu & pengalaman yang kami dapatkan selama melaksanakan KP, yang mungkin belum tentu bisa didapat di tempat lain. Hatur nuhun seueur kanggo sakumna kru WIT luhur elmu sarta pangalaman anu dibagikeun ka urang salila KP (bahasa sunda nih..hehe)
Kita tutup dulu cerita tentang KP…
Hari Sabtu kemarin sekitar jam 9 pagi, saya baru saja sampai di Rembang. Perjalanan cukup lancar, cuma agak pelan aja jalannya bus soalnya volume kendaraan di jalan Pantura mulai meningkat. Awalnya saya sempat khawatir bakal sampai di rumah terlambat sampai berjam-jam, setelah melihat beberapa update status teman-teman di facebook, twitter, sampai Path yang mengeluh soal lamanya perjalanan mudik yang musti mereka tempuh untuk sampai ke Rembang. Ada yang bilang butuh waktu sekitar 22 jam. Dan yang lebih gila lagi ada yang bilang sampai butuh waktu, 36 jam !!!
Selain dikarenakan volume kendaraan yang meningkat jelang arus mudik, kemacetan juga disebabkan oleh amblesnya jembatan Comal (Pemalang, Jawa Tengah) di jalur Pantura, yang mengharuskan arus mudik yang seharusnya melalui jalur Pantura dialihkan ke jalur selatan untuk sementara waktu.
Setelah nonton berita di TV saya baru tau, ternyata rusaknya jembatan ini udah dari sekitar bulan Februari. Awalnya sih dari kena banjir, terus jembatannya ini tergerus dan mulai sedikit demi sedikit ambles. Dan puncaknya terjadi saat jelang lebaran ini : Jembatan ambles dan enggak bisa dilewati. Harusnya sih pihak yang berwenang bisa lebih sigap dalam mengantisipasi hal seperti ini.
Dan untungnya tepat tanggal 25 Juli kemarin, perbaikan kilat (yang tentunya bersifat sementara) jembatan Comal selesai, sehingga sudah bisa dilewati kendaraan dari arah barat, tapi belum bisa dilalui dari arah sebaliknya.
Sebelum bisa nyaman duduk didalam bus, saya dan dua teman saya (kita panggil saja Nduik dan Kamir) yang pulang bareng sempat dibuat jengkel sama pelayanan yang diberikan oleh salah satu penyedia layanan transportasi taksi yang saya yakin banyak yang sudah tahu (inisialnya B).
Jadi gini ceritanya, hari Kamis 24 Juli 2014 tepat sehari sebelum keberangkatan mudik, saya menelfon si penyedia layanan taksi tersebut (kita sebut saja Bulukbret) sekitar jam 12 siang, dengan maksud memesan taksi untuk besok sore jam 16.30.
Setelah dari pihak Bulukbret mencatat pesanan saya, saya tutup telfonnya. Lega… Seenggaknya tinggal beli oleh-oleh, nunggu dijemput taksi terus berangkat ke agen bus dan mudik deh.
Esok harinya, jam 15.00 saya telfon lagi, buat memastikan apakah taksinya udah berangkat apa belum. Begitu dengar jawaban dari pihak Bulukbret yang bilang kalo lagi dicariin taksi yang standby untuk jemput, saya mulai mencium gelagat kurang enak. Saya tutup telfonnya. Enggak lama kemudian, pihak Bulukbret yang gantian telfon saya. Lalu memberikan kabar bahwa tidak ada taksi yang standby, dan enggak bisa memastikan kira-kira berapa lama sampai ada taksi yang standby. Pihak Bulukbret menawarkan apakah mau nunggu atau dibatalkan. Dengan cukup jengkel saya akhirnya minta untuk dibatalkan.
Jadilah kami bertiga naik angkot. Sebenernya saya cukup trauma untuk naik angkot, pernah dapet pengalaman buruk yang nyaris membuat batal pulang kampung soalnya. Tapi karena itu satu-satunya pilihan yang paling cepat, akhirnya naiklah kami bertiga ke angkot.
Setelah ganti angkot, dan sampai di kemacetan area jalan Buahbatu, saya melihat didepan angkot ada taksi yang sekilas terlihat tidak ada penumpang didalamnya. Saya melempar ide ke Nduik dan Kamir, untuk meminta salah satu dari kita bertiga ada yang turun dari angkot sebentar untuk menanyakan ke supir taksi didepan apakah taksinya kosong atau tidak.
Akhirnya turunlah Nduik dengan gagah perkasa mengemban tugas maha mulia : menyelamatkan mudik kami bertiga. Setelah memberikan kode dari kejauhan kalau taksinya kosong, akhirnya saya dan Kamir ikut turun untuk naik taksi.
Dan selanjutnya hanya ada kebahagiaan, duduk didalam bus dengan nyaman sampai kampung halaman.
At last but not least, saya mau mengucapkan Selamat Hari Raya Idul Fitri, Mohon maaf lahir dan batin. Mohon maaf bila ada tulisan saya yang sekiranya menyinggung perasaan. Mohon maaf jika yang kenal saya di dunia nyata saya pernah berbuat kesalahan baik yang saya sengaja maupun yang tidak saya sengaja.
Semoga momen Idul Fitri ini bisa memacu kita untuk menjadi manusia yang lebih baik, lebih baik, dan lebih baik lagi. Aamiin…